Bukan
Dia
Tahun
ajaran baru telah tiba. Seorang gadis cantik tengah memasuki sekolah barunya.
Gadis tersebut bernama Vita, dia sekolah di SMP NEGERI 2 Gempol. Masa orientasi
siswa telah dilakukan satu minggu yang lalu. Sekarang dia mulai mengikuti
pelajaran. Hari pertama Vita, pelajaran semua biasa-biasa saja, “kring-kring.”
Bel menunjukkan waktu istirahat. Vita berjalan ke kantin dengan teman barunya
yaitu Elma. Tapi belum sampai kantin tiba-tiba.
“Hai
cewek-cewek cantik mau kemana? Kenalan donk…
” kata salah satu orang cowok dari tiga cowok yang menghadang Vita dan Elma. Tapi Vita adalah cewek yang dingin dengan cowok yang tidak di sukainya, jadi Vita dan Elma hanya cuek meninggalkan tiga cowok tersebut dengan menarik tangan Elma. Tapi salah satu dari cowok tersebut malah menarik lengan Vita.
” kata salah satu orang cowok dari tiga cowok yang menghadang Vita dan Elma. Tapi Vita adalah cewek yang dingin dengan cowok yang tidak di sukainya, jadi Vita dan Elma hanya cuek meninggalkan tiga cowok tersebut dengan menarik tangan Elma. Tapi salah satu dari cowok tersebut malah menarik lengan Vita.
“Hai
aku pengen tau namamu, itu aja. Emangnya salah?” kata seorang cowok sambil
mengulurkan tangannya. “Namku Ayik, kamu?”
Vita
hanya bengong dan kmudian menjawabnya. “Namaku Vita. Sudah ya aku mau ke
kantin.”
“Oke
silahkan.” Jawab Ayik setengah kecewa. Kemudian Vita meneruskan perjalanannya
ke kantin bersama Elma. Sedangkan ke dua teman Ayik, Bisma dan Pras malah
tertawa mengejek Ayik.
“Hey
yik, kamu cowok nggak getle, nggoda cewek gitu aja nggak bisa.” Kata Pras.
“Lo
ngejek gue?” Ayik tidak terima dengan ejekan Pras.
Bisma
yang sedari tadi hanya tertawa kini dia ikut bicara. “Hei Yik, dari dulu kan
kamu suka mempermainkan cewek, apakah kamu bisa mendapatkan cewek tersebut,
siapa namanya?”
Kemudian
nada Ayik meninggi. “Maksud kamu Vita, kamu nantang aku BIs?”
“Kalau
kamu bisa Yik…” Bisma hanya meremehkan Ayik.
“Oke
aku pasti bisa mendapatkan cewek cantik itu.” Di sisi lain Vita sedang makan
bakso dengan Elma tiba-tiba Vita di kagetkan oleh suatu suara.
“Door…,
hallo Vita cantik.” Kata Ayik
“Apa
sih Yik perlunya kamu kesini?” Jawab Vita.
“Vit
aku boleh nggak duduk disini?” Ayik merayu Vita.
“Boleh
duduk aja.” Vita hanya menjawab secara datar.
“Aku
mau ngomong sesuatu ma kamu.”
“Ngomong
apa sih Yik?”
“Semenjak
pertama ku melihatmu, seperti ada rasa yang berbeda Vit, sepertinya aku suka
sama kamu Vit.” Kata Ayik sedikit gugup.
“Gimana
ya Yik, kamu ngungkapinnya terlalu cepat, aku belum mengenal kamu lebih jauh
dan aku juga tidak pernah pacaran. Maaf aku nggak bisa.” Tapi Ayik tetap merayu
Vita.
“Ya
nggak apa-apa Vit, biar aku jadi pacar pertama kamu.”
“Aku
pikir-pikir dulu deh!”
Kemudian
bel masuk kelas. Keesokan paginya Vita dan Elma berangkat bersama dengan jalan
kaki karena jarak sekolahan mereka dengan rumah dekat.
“Vit,
gimana?” Tanya Elma.
“Gimana
apanya sih El? Aku nggak ngerti.” Jawab Vita.
“Itu
loch, apakah kamu nerima Ayik, dia banyak yang ngefenin loh. Pinter basket,
ketua osis, kurang apa sih? Terima aja dech.” Elma membujuk Vita.
“Gimana
ya El, aku tuh nggak suka sama Ayik, dan sekarang aku dah menemukan cinta
pertamaku, kamu tau nggak sih?”
“Terus
nanti kamu jawabnya apa?”
“Ya
gampang El, aku jawab kalau aku sudah menemukan cinta gitu ajach, udah jangan
ngomong lagi nich udah mau sampai.” Setelah itu mereka sampai dan tak beberapa
lama kemudian bel masuk berbunyi. Saat itirahat Ayik sudah menanti Vita didepan
pintu kelasnya. Saat Vita keluar.
“Vit
gimana yang kemarin?” Tanya Ayik pada Vita.
“Gini
Yik, maaf ya aku nggak bisa. Sorry Yik.” Vita menolak Ayik, tapi Ayik masih
tidak puas.
“Lho
emangnya apa sebabnya?”
“Gini
loh Yik, sekarang aku sudah menemukan cinta pertama aku disekolahan ini dan
yang pasti bukan kamu.” Ayik masih penasaran dan tetap bertanya.
“Lalu
siapa cowok itu Vit?”
“Aah
udah deh Yik, gue mau kekantin.” Vita meninggalkan Ayik yang masih terpaku di
depan pintu kelas Vita, tak lama kemudian Pras dan Bisma dating mengagetkan
Ayik.
“Hoy
bengong aja?” kata mereka serentak.
“Pasti
nggak berhasil ya?” kata Pras.
“Iya
Pras, ternyata dia menemukan cintanya disini.” Kata Ayik memelas.
“Oooh
kasihan, kayaknya gue gini loh Yik nggak pacar-pacaran.” Pras mengingatkan
Ayik.
“Tapi
gue, nggak bisa Pras.” Kemudian Bisma yang tadi diam ikut bicara.
“Mungkin
saja yang di cintai Vita gue Yik. Gimana?”
“Akan
aku bunuh loe, lihat aja kalau sampai kalian suka sama Vita.” Ayik mengancam
kedua temannya.
Sedangkan
di kantin Vita sedang asik makan tiba-tiba Elma bertanya pada Vita.
“Vit,
emangnya siapa sih yang kamu cintai sekarang Vit?”
“Gimana
ya, tapi kamu jangan bilang siapa-siapa. Janji?” jawab Vita.
“Iya
deh janji, tapi beri tahu dong.”
“Aku
sekarang itu suka sama temannya Ayik, yaitu Pras.” Elma pun kaget.
“Apa
Vit, kamu suka Pras. Apa aku nggak salah denger?”
“Enggak…
nggak salah denger kok.”
“Terus
gimana dengan Ayik? Sedangkan Pras kan sahabatnya Ayik.”
“Terus
urusannya sama gue apa? Gue nggak cinta kok sama Ayik. O iya El kamu bisa nggak
bantuin gue?”
“Bantu
apa sih Vit?”
“Tanyain
ke Pras, dia punya pacar gitu aja.”
“Kalau
setahu gue sih ya, dia nggak punya pacar.”
Tiba-tba
suara bel yang mengharuskan Vita dan Elma pergi meninggalkan kantin sewaktu
pulang sekolah Ayik menyuruh Pras untuk mendekati Vita, untuk mencari tahu
siapa sebenarnya yang dicintai Vita sekarang. Pras pun mencegah Vita di
gerbang.
“Vita,
gue bareng jalan nggak apa-apa? Soalnya Ayik ma Bisma ninggalin gue.” Vita
berdebar hatinya dan hanya bengong melihat Pras. Pras pun berbicara lagi karena
merasa dirinya tak diperhatiin oleh Vita.
“Hei,
aku nggak diperhatiin sih?” Vita gelagapan dan menjawabnya.
“Ada
apa Pras.. apa.. apa kamu mau bareng?” ya boleh. Aku juga pengen lebih kenal
jauh dengan kamu.” Tanya Pras lagi.
“Ya
boleh dong, masak nggak boleh.”
“Aku
mau Tanya sesuatu sama kamu Vit.”
“Tanya
apa sih Pras?” jawab Vita penasaran.
“Gini
loh, kenapa kamu nggak nerima Ayik dan kata Ayik kamu udah mempunyai cinta,
tapi bukan Ayik, betul?”
“Betul
sih, aku nggak suka sama Ayik dan cinta aku hanya untuk kamu Pras.”
“Apa
Vit, untuk aku? Apa aku nggak salah denger?” Pras tak percaya.
“Enggak
Pras, aku tahu kamu nggak akan cinta sama aku,dan walaupun kamu cinta sama aku
pasti kamu nggak akan berani pacaran sama aku karena kamu takut sama Ayik kan?”
“Bukan
Vit, aku nggak mau pacaran.”
“Udah
deh Pras nggak usah dibahas. Rumahku mau sampai dan nggak usah lapor sama Ayik.
Kalau sebenarnya aku cinta sama kamu, bilang aja kamu nggak tahu.” Ucap Vita.
Setelah
itu Vita membuka gerbang rumahnya dan masuk membiarkan Pras yang masih terpaku.
Vita langsung naik ke atas, ke kamarnya. Dia menangis dan menguncinya. Mamanya
memanggil tidak di perdulikan dan sampai malam Vita menangis, keesokan paginya
mamanya mengetu pintu ternyata sudah tidak di kunci, kamar Vita berantakan dan
parahnya lagi Vita sakit. Vita tidak masuk sekolah. Pada jam istirahat tiba.
Ayik mencari Vita dengan bertanya pada Elma.
“El
Vita kemana kok nggak masuk?”
“Aku
kurang tahu Yik.” Jawab Elma.
Setelah
itu Ayik pergi untuk menemui Pras karena kemarin pras pulangnya sama Vita.
Dengan emosi dan hampir menonjok Pras tapi gagal karena dihalangi oleh Bisma.
Akhirnya Ayik pun bertanya.
“Pras
mana Vita? Kamu apain kemarin?”
“Ya
nggak tahu lah.. oh ya Yik aku nggak berhasil cari tahu siapa cintanya Vita,
Sorry.”
“Begok
loe, gitu aja nggak bisa.” Ayik menghina Pras.
Tapi
bel berbunyi tanda untuk masuk. Sepulang sekolah Pras langsung menuju ke rumah
Vita, oleh pembantu rumah Vita Pras di persilahkan masuk. Saat Vita keluar dan
duduk di sofa ruang tamu tepat di depan Pras.
“Vit
gimana keadaan kamu? Udah baikan?” Tanya Pras pada Vita.
“Udah
baikan kok, apa perlunya kamu kesini?” jawab Vita.
“Aku
Cuma pengen lihat ke adaan kamu aja.” Pras bertanya lagi.
“Emangnya
kamu siapa aku?” Vita malah balik bertanya.
“Vit,
sebenarnya aku juga cinta sama kamu, tapi kalau pacaran aku nggak bisa. Aku
hanya ingin menjaga amanah orang tua ku. Tapi aku bisa kok sahabatan sama kamu.
Tapi kalau kamu mau, nggak mau juga nggak apa-apa.”
Vita
berpikir sebelum menjawabnya. “Gimana ya? Ya deh aku mau, tapi kamu harus janji
sama aku, apabila nanti kamu sudah boleh pacaran sama orang tua kamu, kamu
harus pacaran sama kau.”
“Aku
tidak bisa… menolaknya.” Yang tadinya raut wajah Vita cemberut, seketika itu
menjadi bahagia. Semenjak itu Vita dan Pras sahabatan tanpa ada gangguan dari
Ayik dan mereka akan pacaran setelah mendapat restu dari orang tua Pras. Ayik
tidak menganggu hubungan Vita dan Pras karena Ayik tahu kalau mereka saling
mencintai.
oooOooo
by . http://ekhi03090775.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar