Kamis, 09 Agustus 2012

Bukan Dia


Bukan Dia

Tahun ajaran baru telah tiba. Seorang gadis cantik tengah memasuki sekolah barunya. Gadis tersebut bernama Vita, dia sekolah di SMP NEGERI 2 Gempol. Masa orientasi siswa telah dilakukan satu minggu yang lalu. Sekarang dia mulai mengikuti pelajaran. Hari pertama Vita, pelajaran semua biasa-biasa saja, “kring-kring.” Bel menunjukkan waktu istirahat. Vita berjalan ke kantin dengan teman barunya yaitu Elma. Tapi belum sampai kantin tiba-tiba.
“Hai cewek-cewek cantik mau kemana? Kenalan donk…
” kata salah satu orang cowok dari tiga cowok yang menghadang Vita dan Elma. Tapi Vita adalah cewek yang dingin dengan cowok yang tidak di sukainya, jadi Vita dan Elma hanya cuek meninggalkan tiga cowok tersebut dengan menarik tangan Elma. Tapi salah satu dari cowok tersebut malah menarik lengan Vita.
“Hai aku pengen tau namamu, itu aja. Emangnya salah?” kata seorang cowok sambil mengulurkan tangannya. “Namku Ayik, kamu?”
Vita hanya bengong dan kmudian menjawabnya. “Namaku Vita. Sudah ya aku mau ke kantin.”
“Oke silahkan.” Jawab Ayik setengah kecewa. Kemudian Vita meneruskan perjalanannya ke kantin bersama Elma. Sedangkan ke dua teman Ayik, Bisma dan Pras malah tertawa mengejek Ayik.
“Hey yik, kamu cowok nggak getle, nggoda cewek gitu aja nggak bisa.” Kata Pras.
“Lo ngejek gue?” Ayik tidak terima dengan ejekan Pras.
Bisma yang sedari tadi hanya tertawa kini dia ikut bicara. “Hei Yik, dari dulu kan kamu suka mempermainkan cewek, apakah kamu bisa mendapatkan cewek tersebut, siapa namanya?”
Kemudian nada Ayik meninggi. “Maksud kamu Vita, kamu nantang aku BIs?”
“Kalau kamu bisa Yik…” Bisma hanya meremehkan Ayik.
“Oke aku pasti bisa mendapatkan cewek cantik itu.” Di sisi lain Vita sedang makan bakso dengan Elma tiba-tiba Vita di kagetkan oleh suatu suara.
“Door…, hallo Vita cantik.” Kata Ayik
“Apa sih Yik perlunya kamu kesini?” Jawab Vita.
“Vit aku boleh nggak duduk disini?” Ayik merayu Vita.
“Boleh duduk aja.” Vita hanya menjawab secara datar.
“Aku mau ngomong sesuatu ma kamu.”
“Ngomong apa sih Yik?”
“Semenjak pertama ku melihatmu, seperti ada rasa yang berbeda Vit, sepertinya aku suka sama kamu Vit.” Kata Ayik sedikit gugup.
“Gimana ya Yik, kamu ngungkapinnya terlalu cepat, aku belum mengenal kamu lebih jauh dan aku juga tidak pernah pacaran. Maaf aku nggak bisa.” Tapi Ayik tetap merayu Vita.
“Ya nggak apa-apa Vit, biar aku jadi pacar pertama kamu.”
“Aku pikir-pikir dulu deh!”
Kemudian bel masuk kelas. Keesokan paginya Vita dan Elma berangkat bersama dengan jalan kaki karena jarak sekolahan mereka dengan rumah dekat.
“Vit, gimana?” Tanya Elma.
“Gimana apanya sih El? Aku nggak ngerti.” Jawab Vita.
“Itu loch, apakah kamu nerima Ayik, dia banyak yang ngefenin loh. Pinter basket, ketua osis, kurang apa sih? Terima aja dech.” Elma membujuk Vita.
“Gimana ya El, aku tuh nggak suka sama Ayik, dan sekarang aku dah menemukan cinta pertamaku, kamu tau nggak sih?”
“Terus nanti kamu jawabnya apa?”
“Ya gampang El, aku jawab kalau aku sudah menemukan cinta gitu ajach, udah jangan ngomong lagi nich udah mau sampai.” Setelah itu mereka sampai dan tak beberapa lama kemudian bel masuk berbunyi. Saat itirahat Ayik sudah menanti Vita didepan pintu kelasnya. Saat Vita keluar.
“Vit gimana yang kemarin?” Tanya Ayik pada Vita.
“Gini Yik, maaf ya aku nggak bisa. Sorry Yik.” Vita menolak Ayik, tapi Ayik masih tidak puas.
“Lho emangnya apa sebabnya?”
“Gini loh Yik, sekarang aku sudah menemukan cinta pertama aku disekolahan ini dan yang pasti bukan kamu.” Ayik masih penasaran dan tetap bertanya.
“Lalu siapa cowok itu Vit?”
“Aah udah deh Yik, gue mau kekantin.” Vita meninggalkan Ayik yang masih terpaku di depan pintu kelas Vita, tak lama kemudian Pras dan Bisma dating mengagetkan Ayik.
“Hoy bengong aja?” kata mereka serentak.
“Pasti nggak berhasil ya?” kata Pras.
“Iya Pras, ternyata dia menemukan cintanya disini.” Kata Ayik memelas.
“Oooh kasihan, kayaknya gue gini loh Yik nggak pacar-pacaran.” Pras mengingatkan Ayik.
“Tapi gue, nggak bisa Pras.” Kemudian Bisma yang tadi diam ikut bicara.
“Mungkin saja yang di cintai Vita gue Yik. Gimana?”
“Akan aku bunuh loe, lihat aja kalau sampai kalian suka sama Vita.” Ayik mengancam kedua temannya.
Sedangkan di kantin Vita sedang asik makan tiba-tiba Elma bertanya pada Vita.
“Vit, emangnya siapa sih yang kamu cintai sekarang Vit?”
“Gimana ya, tapi kamu jangan bilang siapa-siapa. Janji?” jawab Vita.
“Iya deh janji, tapi beri tahu dong.”
“Aku sekarang itu suka sama temannya Ayik, yaitu Pras.” Elma pun kaget.
“Apa Vit, kamu suka Pras. Apa aku nggak salah denger?”
“Enggak… nggak salah denger kok.”
“Terus gimana dengan Ayik? Sedangkan Pras kan sahabatnya Ayik.”
“Terus urusannya sama gue apa? Gue nggak cinta kok sama Ayik. O iya El kamu bisa nggak bantuin gue?”
“Bantu apa sih Vit?”
“Tanyain ke Pras, dia punya pacar gitu aja.”
“Kalau setahu gue sih ya, dia nggak punya pacar.”
Tiba-tba suara bel yang mengharuskan Vita dan Elma pergi meninggalkan kantin sewaktu pulang sekolah Ayik menyuruh Pras untuk mendekati Vita, untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang dicintai Vita sekarang. Pras pun mencegah Vita di gerbang.
“Vita, gue bareng jalan nggak apa-apa? Soalnya Ayik ma Bisma ninggalin gue.” Vita berdebar hatinya dan hanya bengong melihat Pras. Pras pun berbicara lagi karena merasa dirinya tak diperhatiin oleh Vita.
“Hei, aku nggak diperhatiin sih?” Vita gelagapan dan menjawabnya.
“Ada apa Pras.. apa.. apa kamu mau bareng?” ya boleh. Aku juga pengen lebih kenal jauh dengan kamu.” Tanya Pras lagi.
“Ya boleh dong, masak nggak boleh.”
“Aku mau Tanya sesuatu sama kamu Vit.”
“Tanya apa sih Pras?” jawab Vita penasaran.
“Gini loh, kenapa kamu nggak nerima Ayik dan kata Ayik kamu udah mempunyai cinta, tapi bukan Ayik, betul?”
“Betul sih, aku nggak suka sama Ayik dan cinta aku hanya untuk kamu Pras.”
“Apa Vit, untuk aku? Apa aku nggak salah denger?” Pras tak percaya.
“Enggak Pras, aku tahu kamu nggak akan cinta sama aku,dan walaupun kamu cinta sama aku pasti kamu nggak akan berani pacaran sama aku karena kamu takut sama Ayik kan?”
“Bukan Vit, aku nggak mau pacaran.”
“Udah deh Pras nggak usah dibahas. Rumahku mau sampai dan nggak usah lapor sama Ayik. Kalau sebenarnya aku cinta sama kamu, bilang aja kamu nggak tahu.” Ucap Vita.
Setelah itu Vita membuka gerbang rumahnya dan masuk membiarkan Pras yang masih terpaku. Vita langsung naik ke atas, ke kamarnya. Dia menangis dan menguncinya. Mamanya memanggil tidak di perdulikan dan sampai malam Vita menangis, keesokan paginya mamanya mengetu pintu ternyata sudah tidak di kunci, kamar Vita berantakan dan parahnya lagi Vita sakit. Vita tidak masuk sekolah. Pada jam istirahat tiba. Ayik mencari Vita dengan bertanya pada Elma.
“El Vita kemana kok nggak masuk?”
“Aku kurang tahu Yik.” Jawab Elma.
Setelah itu Ayik pergi untuk menemui Pras karena kemarin pras pulangnya sama Vita. Dengan emosi dan hampir menonjok Pras tapi gagal karena dihalangi oleh Bisma. Akhirnya Ayik pun bertanya.
“Pras mana Vita? Kamu apain kemarin?”
“Ya nggak tahu lah.. oh ya Yik aku nggak berhasil cari tahu siapa cintanya Vita, Sorry.”
“Begok loe, gitu aja nggak bisa.” Ayik menghina Pras.
Tapi bel berbunyi tanda untuk masuk. Sepulang sekolah Pras langsung menuju ke rumah Vita, oleh pembantu rumah Vita Pras di persilahkan masuk. Saat Vita keluar dan duduk di sofa ruang tamu tepat di depan Pras.
“Vit gimana keadaan kamu? Udah baikan?” Tanya Pras pada Vita.
“Udah baikan kok, apa perlunya kamu kesini?” jawab Vita.
“Aku Cuma pengen lihat ke adaan kamu aja.” Pras bertanya lagi.
“Emangnya kamu siapa aku?” Vita malah balik bertanya.
“Vit, sebenarnya aku juga cinta sama kamu, tapi kalau pacaran aku nggak bisa. Aku hanya ingin menjaga amanah orang tua ku. Tapi aku bisa kok sahabatan sama kamu. Tapi kalau kamu mau, nggak mau juga nggak apa-apa.”
Vita berpikir sebelum menjawabnya. “Gimana ya? Ya deh aku mau, tapi kamu harus janji sama aku, apabila nanti kamu sudah boleh pacaran sama orang tua kamu, kamu harus pacaran sama kau.”
“Aku tidak bisa… menolaknya.” Yang tadinya raut wajah Vita cemberut, seketika itu menjadi bahagia. Semenjak itu Vita dan Pras sahabatan tanpa ada gangguan dari Ayik dan mereka akan pacaran setelah mendapat restu dari orang tua Pras. Ayik tidak menganggu hubungan Vita dan Pras karena Ayik tahu kalau mereka saling mencintai.

oooOooo
by . http://ekhi03090775.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar